Senin, 14 Desember 2015

Cerita Lengkap Serial Uttaran ANTV bagian 1

Dianggap spoiler, biarlah. Maafkan ya pembaca. Kutulis cerita ini karena saya pribadi sangat penasaran dengan cerita serial india yang saat ini sedang tayang di ANTV. Saya tidak terlalu kuat hati untuk menyaksikan secara langsung. Terlalu banyak orang jahat yang lebay di dalamnya. Meski ceritanya sangat membuat penasaran sih. Karena itu, saya rajin sekali mencari written sinopsisnya sampai ke mana-mana. Dan baru kemarin saya nemu di sebuah page facebook bernama Uttran yang menuliskan ceritanya secara lengkap.

Awalnya nonton tidak sengaja, karena menemani anak nonton acara anak-anak sejak pagi. Eh, ceritanya lumayan menggemaskan. Tapi akhir-akhir ini, terlalu sinetron banget, jadi tidak nyaman. Apalagi tokohnya sudah tidak anak-anak lagi, jadi sudah tidak layak ditonton bersama, menurutku. Apalagi setelah browsing sana-sini, saya tahu kalau Uttaran ini ternyata ada 1500 episodes. Kebayang kan betapa harus sabar sekali menahan sakit hati melihat orang yang teraniaya.

Di India sendiri, serial ini sudah selesai tayang lewat Colors TV. Tayang seminggu empat kali, mulai 1 Desember 2008 sampai 16 Januari 2015. Wah, berapa tahun tuh lamanya? Mulai dari masa kanak-kanak, sampai punya cucu sepertinya ^_^. Karena ceritanya lumayan panjang meski sudah disingkat, maka akan kubagi menjadi beberapa bagian. Cerita yang kutulis ini beberapa mengambil dan kuterjemahkan dari akun facebook Uttran.

Cast:
Sparsh Khanchandani sebagai Iccha kecil
Ishita Panchal sebagai Tapasya Kecil
Vaishali Thakkar sebagai Damini Ragendra Bharti, ibunya Iccha
Pyumori Mehta sebagai Divya Thakur, ibunya Tapasya
Ayub Khan sebagai Jogi Thakur, ayahnya Tapasya
Pratima Kazmi sebagai Sumitra Devi, neneknya Tapasya

Nah, kisah serial ini diawali dengan Iccha, seorang anak pelayan yang ingin hidup mewah seperti anak-anak yang lain. Ia hanyalah anak seorang pelayan bernama Damini. Yang ia dan ibunya tahu, ayahnya sedang pergi jauh di luar kota untuk bekerja. Ibunya sangat menyayangi Iccha dan berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi keinginannya. Tapi bekerja di rumah orang kaya membuatnya tidak bisa meladeni kemauan Iccha sepanjang waktu. Iccha pun tinggal di kampong kumuh di Mumbai bersama seseorang yang sudah ia anggap sebagai nenek. Ia memiliki tiga orang teman senasib bernama Taklu, Bajlu dan Kuki. Ketiga temannya bekerja di lampu merah untuk sekedar menyambung hidup. Iccha biasanya hanya duduk diam, mengumpulkan hasil dari ketiga temannya. Taklu bekerja membersihkan kaca mobil. Bajlu bekerja sebagai penyemir sepatu, sedangkan Kuki berjualan bunga. Persahabatan mereka sangat tulus dan bahagia. Hingga suatu hari, saat Iccha ulang tahun, mereka mengumpulkan uang dan berencana merayakannya. Hanya saja, Iccha sudah terlanjur melihat perayaan ulang tahun anak orang kaya, dan menolak perayaan yang disiapkan teman-temannya. Ia bahkan membanting roti ulang tahun yang ia anggap jelek. Ibunya pun memarahinya. Dan dimulailah perjalanan mempertanyakan takdir di hati Iccha.

Damini merasa putus asa, karena gajinya selalu terlambat dibayarkan. Saat adiknya menawari kerja menjadi pelayan di rumah keluarga Thakur, ia pun langsung menyanggupi dan keluar dari pekerjaan sebelumnya. Di rumah keluarga Thakur, ia berhak mendapat pemondokan sendiri di belakang kebun dan tugas utamanya adalah merawat putri keluarga Thakur yaitu Tapasya. Damini pun mengajak Iccha ke sana. Awalnya sembunyi-sembunyi. Ia takut dipecat jika ia mengajak anaknya. Tapi keberadaan Iccha menarik perhatian Tapasya yang kesepian di rumah besar. Apalagi waktu itu sedang liburan. Mereka pun akhirnya berteman. Tapi ibu Tapasya, Nyonya Divya Thakur, sangat tidak suka baik pada Damini maupun Iccha. Ditambah ketika bibinya Divya, yang dipanggil nenek oleh Tapasya, datang ke keluarga itu. Mereka tidak menyukai persahabatan Iccha dan Tapasya. Sedangkan Tuan Jogi Thakur bersikap biasa dan membiarkan selama anaknya bahagia. Iccha hidup serba salah di keluarga itu. Ia diajarkan untuk tidak menerima barang bekas dari siapapun meskipun mereka miskin, tapi Divya dan Nenek selalu memberikan pakaian dan mainan Tapasya yang sudah rusak kepadanya. Damini sebenarnya tersinggung, tapi ia mendamaikan hati anaknya dengan berkata bahwa bekas dari teman adalah berkah, jadi harus diterima. Iccha pun terbiasa memngenakan barang-barang bekas Tapasya.

Banyak kejadian di mana Iccha dan Tapasya secara sembunyi-sembunyi melakukan kebaikan, meski dengan cara yang salah, untuk kemudian segala kesalahan ditimpakan kepada Iccha. Tapi Tapasya selalu membela Iccha di hadapan semua orang. Dan hal itu semakin membuat kesal ibu dan neneknya. Mereka semakin mengintimidasi Iccha dan ibunya. Hingga saat liburan sekolah usai, Iccha pun ingin bersekolah. Divya dan nenek mengolok-olok Damini yang mendaftarkan Iccha ke sekolah negeri. Tapi Tuan Thakur mendukung keputusan Damini. Awalnya, Iccha tak diterima di sekolah manapun. Tapi keajaiban terjadi saat Bajlu menemukan hape milik orang yang disemir sepatunya. Ia pun mengembalikan hape itu atas bujukan kuki dan taklu, atas nama kebaikan. Sebagai imbalannya, mereka tak meminta uang, tapi meminta iccha diterima sekolah. Kebetulan orang itu kenal seorang kepala sekolah. Maka iccha pun diterima di sebuah sekolah negeri di dekat pasar.

Tapasya memiliki kehidupan sekolahnya sendiri, dan Iccha pun memiliki kehidupan sekolahnya sendiri. Mereka masih bersahabat dengan sangat baik. Hingga suatu hari, anaknya nenek datang dari kampong bersama istrinya. Pushkar dan Nahini, nama mereka, sepertinya dulu pernah bermasalah dengan Tuan Thakur. Mereka berada di sana secara sembunyi-sembunyi. Apalagi setelah melihat Damini, Pushkar seperti melihat setan. Awalnya membuat penasaran. Ternyata, Pushkar punya kejadian masa lalu dengan Damini. Ia pernah datang ke desa tempat Damini dulu tinggal sebelum pindah ke kota. Pushkar mengatakan bahwa ayahnya Iccha telah membunuh seseorang dan sekarang di penjara. Padahal pada kenyataannya, Jogi Thakur dan Pushkar lah yang dulu telah menabrak ayahnya Iccha hingga mati.
Sebuah kejadian ketika Pushkar menggelapkan dana perusahaan milik Tuan Thakur serta memperjual belikan data dikonfrontir oleh Damini dan Tuan Thakur. Damini sebagai saksi. Pushkar pun diusir. Hal ini menimbulkan dendam di hati nenek dan Pushkar. Mereka berniat membuat hidup Damini tak pernah nyaman. Tapi atas kejadian itu, Tuan Thakur jadi tahu bahwa orang yang dulu ia tabrak mati adalah ayahnya Iccha. Sejak saat itu, ia berniat menebus kesalahannya. Divya pun berubah menjadi baik ketika ia mengusir Damini tapi malah terjatuh di tangga. Dan akhirnya ditolong oleh Damini dan diselamatkan nyawanya lewat sumbangan darahnya. Nenek pun semakin menjadi-jadi membenci Damini.

Sejak saat itu, Iccha mendapatkan kasih sayang dari Tuan Jogi dan Divya. Tapasya pun diliputi cemburu. Tapi masih bisa ditahan, karena ayahnya menenangkannya. Tapi kecemburuan Tapasya dimanfaatkan nenek untuk mengomporinya. Hingga suatu saat, Iccha di pindah ke sekolah Tapasya. Awalnya Tapasya senang-senang saja. Tapi keramahan dan keceriaan Iccha mengambil hati teman-teman Tapasya. Mereka yang awalnya mempermasalahkan status Iccha, mulai berteman dengan Iccha. Tapasya pun terusik oleh hal itu. Apalagi prestasi Iccha bagus di setiap bidang yang dulu selalu dikuasai oleh Tapasya.

Kecemburuan itu berlangsung terus menerus meski ayahnya telah menjelaskan bahwa kasih sayang mereka hanyalah milik putri mereka. Tapi karena hasutan dari nenek, Tapasya pun akhirnya berani melakukan hal nekat, yaitu meninggalkan Iccha sendirian di hutan saat bertamasya, berharap Iccha mati di sana. Untungnya, Iccha ketemu. Meski tanpa bercerita, tapi Tuan Jogi tahu kejadian sebenarnya dari igauan Iccha saat demam. Ia pun memarahi Tapasya. Tapasya yang terlanjur membenci Iccha karena dianggapnya merebut orang tua, prestasi dan teman-temannya, memarahi Iccha dan menuduhnya mengadu.

Tuan Jogi kecewa terhadap apa yang dilakukan Tapasya. Sebagai hukuman, Tapasya pun dikirim ke sekolah asrama. Ia menjadi anak yang angkuh di sana dan tak memiliki teman. Baru ia sadar, Iccha lah teman sejatinya. Ia menelepon Iccha agar memohon kepada ayahnya agar ia dipulangkan kembali. Iccha dan ibunya memohon kepada Tuan Jogi dan Tapasya pun dipulangkan.
Sejak saat itu, Iccha jadi tahu apa yang diinginkan Tapasya. Ia pun menolak segala perhatian Tuan Jogi dan Divya. Ia bersumpah untuk menjaga perasaan Tapasya dan membuatnya selalu berbahagia, meski ia sendiri tak bahagia. Demi persahabatan mereka. Damini pun bangga pada anaknya, tanpa tahu sumpah itu akan membahayakan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar