Jumat, 08 Mei 2015

CINTA DAN PENGORBANAN WANITA

Wanita itu hebat. Riset membuktikan, wanita lebih kuat dibandingkan pria. Wanita mampu menyembuhkan diri sendiri setiap bulannya. Wanita memiliki daya tahan tubuh lebih baik dari pria. Wanita sebenarnya memiliki tenaga lebih kuat dari pria. Wanita lebih mampu berkomunikasi dengan baik daripada pria. Wanita juga memiliki kemampuan multi tasking yang tidak dimiliki pria.
Kita, para wanita memang diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan itu untuk dititipi umat generasi selanjutnya. Jadi, di tangan kita lah sebenarnya letak kemajuan atau kehancuran bangsa. Karena, kita adalah:

1.    Sumber cinta
Hal utama dan yang paling utama yang mendasari sebuah hubungan adalah cinta. Bagaimana kita akan menjadi hamba Tuhan yang baik jika kita tak pernah mengenal cinta kepada-Nya? Bagaimana anak-anak dan keluarga kita akan baik jika tanpa cinta? Begitulah peran kita. Kasih ibu, kasih wanita, ibarat sebuah perapian di dalam rumah. Menerangi, sekaligus menghangatkan. Tapi ingat, segala sesuatu yang berlebihan itu berbahaya. Perapian yang terlalu besar juga bisa menyebabkan kebakaran. Kasih sayang yang berlebihan juga bisa menjadikan salah asuhan. Lalu, cinta yang seperti apa seharusnya? Cinta yang menginspirasi. Cinta yang ketika disebarkan akan menular. Cinta yang ketika diajarkan, akan menumbuhkan cinta berikutnya. Cinta bukanlah barang yang bisa didapatkan dengan ditukar uang. Cinta juga bukan piutang yang kita harapkan akan mendapat bayaran. Cinta itu gratis. Cinta layaknya Hukum Newton III dalam ilmu fisika: besarnya aksi sebanding dengan reaksi. Besarnya cinta yang kita sebar, sebesar itu pula yang kita dapatkan. Tugas kita lah untuk menyebarkan dan menularkan cinta di sekitar kita.

2.    Sumber ketenteraman
Kasus-kasus korupsi, kesemrawutan politik negara, ada wanita di baliknya. Sekisruh apapun sebuah rumah tangga, jika pihak wanita tetap tenang, rasa-rasanya keadaan akan lebih mudah dikendalikan. Wanita yang tidak menuntut lebih dari kemampuan suami adalah wanita hebat, karena hal itu sungguh sulit dilakukan. Seorang istri, seorang ibu, punya peranan yang super penting untuk menjaga ketenteraman itu. Sangat sulit memang, karena kita harus menekan ego, dan mengulur kesabaran sepanjang-panjangnya. Tapi ingat, itu adalah tabungan masa depan. Dimulai dari hal kecil, misal, menyambut pagi dengan tersenyum, beraktivitas dengan riang, akan menjaga mood seluruh keluarga sepanjang hari. Tersenyum lagi ketika menyambut suami pulang kerja, tanpa berondongan keluhan, tanpa tuntutan macam-macam, insyaallah mampu menghindarkan perselisihan, pertengkaran dan perselingkuhan. Sabar mendengarkan permasalahan anak-anak, agar mereka tak berpindah hati untuk curhat pada hal-hal lain yang lebih memprihatinkan, mampu menghindarkan mereka dari pergaulan yang tidak semestinya.

3.    Sumber pelajaran hidup
Ibu yang bekerja tapi rumahnya tetap terurusi, adalah ibu yang hebat. Salut dari saya untuk para ibu hebat. Karena, bagaimanapun, para ibulah yang dicari anak-anaknya untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari mulai dari bermain hingga belajar. Para ibu juga harus belajar, karena anak-anak kita hidup di zaman yang berbeda dengan masa kanak-kanak kita. Karenanya, sebagai sumber pelajaran hidup, para ibu harus:
•    Mampu mengajarkan makna kehidupan dalam hati seluruh keluarga, terutama anak-anak kita. Dengan mencontohkan bagaimana arti bahagia yang sebenarnya, dengan menyikapi berbagai permasalahan secara bijak, ibu sudah menanamkan pelajaran berharga bagi mereka.
•    Mampu menjawab pertanyaan anak, apapun itu, dengan kapasitas yang pas. Galilah pengetahuan lebih banyak lagi, agar tidak mengecewakan dan mempermalukan diri sendiri. Belajar lagi, banyak membaca, mengaji, tak akan pernah ada ruginya bagi kita. Ambil sumber yang benar, jangan ambil "katanya". Kalau kita tak berkembang, kita akan kalah tergerus zaman. Akuilah dengan bijak jika memang tidak bisa, tak perlu sok tahu tapi malah menyesatkan. Tapi juga jangan setiap kali ditanya jawabannya ”embuh”. Ibu adalah contoh dan guru terbaik bagi anaknya.
•    Sebagai percontohan, kita juga dituntut sempurna. Membuang sampah pada tempatnya, makan sambil duduk, makan dengan tangan kanan, bertutur kata halus, rapi dalam tempat dan penampilan, serta perlakuan kita pada lingkungan sekitar, akan ditiru dan dikembangkan oleh anak kita, bahkan sejak mereka dalam kandungan. Maka berhati-hatilah.
•    Yang lalu biarlah berlalu, yang bisa kita perbaiki mari kita perbaiki.

Karena, menjadi wanita itu menyenangkan. Menjadi ibu itu hebat. Jangan sia-siakan moment menjadi tokoh idola dalam keluarga hanya karena keegoisan semata. Tak perlu pamrih, karena cinta yang kita tanam karena Allah akan dibalas oleh Allah. Kalau hidup kita hanya berdasarkan sekedar untuk menggugurkan tanggung jawab, maka bebas tugaslah kelak yang akan kita dapatkan.
Selamat menjadi ibu yang lebih hebat lagi. Karena kita bisa melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar