Jumat, 22 April 2016

Pulang –Tere Liye

Kupikir, novel ini akan berkisah tentang perjalanan yang termehek-mehek. Ternyata isinya tak seperti judulnya. Tentang pulang, memang. Tapi bukan liku-liku perjalanan seperti lagu kereta malam. Novel setebal 400 halaman ini berkisah tentang Si Babi Hutan alias Bujang, seorang anak kampong pedalaman sumatera, keturunan jagal nomor satu di ibu kota propinsi yang menjalani profesi seperti ayahnya. 

Sebenarnya plot kisahnya cukup singkat, hanya saja banyak detail yang tidak boleh terlewat agar tak ‘aneh’ saat disambungkan dengan cerita dari tokoh yang lainnya.
 
Seperti halnya novel Tere Liye yang lain, aku selalu suka cara penulisannya. Gaya penuturan yang lugas, hampir seperti membaca novel terjemahan kelas wahid. Dan idenya itu lho, yang selalu bisa membuatku geleng-geleng saking asiknya membaca.
 
Pulang, sebuah novel tentang perjalanan hidup, yang sebenarnya mengambil sisi religious dari sudut pandang yang tak religious (Maksudnya apa >_<). Banyak pelajaran yang bisa diambil di dalamnya. Tentang menjaga perut dari hal-hal yang diharamkan, agar ketika ketika berniat ‘pulang’ kita akan selalu menemukan jalan. Juga, tentang kegigihan dan kesetiaan tak terbatas.  

Membaca novel ini seolah kita akan dibetot ke dunia gelap per-preman-an yang seolah tiap detilnya nyata ada dalam kehidupan sehari-hari kita. Penasaran? Segeralah ke toko buku, dan nikmati membaca setelah membelinya ^_^

Rabu, 23 Maret 2016

Hujan – Tere Liye


Hujan, sebuah novel karya Tere Liye dengan ketebalan 320 halaman. Hujan, berkisah tentan dunia di masa depan. Dalam Hujan, ada sosok Esok yang jenius dan bercita-cita menjadi ilmuwan; ada Lail dan Maryam yang dengan senang hati menjadi relawan; ada Elijah, perawat yang penasaran. Dalam Hujan, ada debaran di mana kisah tentang segala ilmu pengetahuan yang tak mampu melawan kehendak alam.
Hujan, selalu menerbitkan kenangan. Hujan, novel yang ditulis dengan apik tentang pertemuan, tentang cinta, tentang harapan, tentang perpisahan, dan tentang melupakan hujan.
Plot
Kisah ini berpusat pada tokoh Esok dan Lail. Mereka berdua dipertemukan dalam sebuah bencana besar, level dunia, yang tak pernah disangka-sangka. Bencana yang meluluh-lantakkan segalanya, ditengah wacana untuk mengurangi populasi dunia, di tahun dua ribu empat puluh dua. Esok yang jenius dan Lail yang manis, sama-sama kehilangan keluarga. Mereka bahu-membahu, saling mendukung untuk menyingkirkan duka. Bersama, mereka berada di tempat penampungan korban bencana. Hingga suatu hari, Esok yang jenius harus ke ibu kota, untuk meneruskan pendidikan keilmuan di sana. Sedangkan Lail yang baik hati, menemukan jati dirinya dalam sekolah keperawatan. Di sekolah keperawatan itu, Lail menemukan teman seperjuangan yang ceria dan penuh canda. Maryam namanya. Mereka menjadi sahabat dekat, sejak pertama hingga selamanya. Sahabat terbaik dalam suka dan duka. Kisah mereka sederhana, tapi ditulis dengan indah. Dalam Hujan, ada petualangan Lail dan Maryam yang menempus hutan belantara saat menjadi relawan, hingga mereka dinobatkan menjadi relawan teladan. Dalam Hujan, ada kisah cinta dalam diam antara Lail dan Esok, yang melibatkan persahabatan, kecemburuan, dan keikhlasan.
Hujan, novel cantik yang tak boleh dilewatkan. Kalian yang membacanya, pasti akan merasa dibawa ke masa depan, dengan segala ketakutan dan harapan yang menyertai setiap perjalanan tokoh-tokohnya.